Senin pagi, 23 April
2012, ruang SENAT Universitas Jambi (UNJA) lantai III, dipenuhi puluhan tamu
undangan dari berbagai kalangan, seperti pejabat teras Universitas Jambi,
akademisi, seniman, budayawan, serta mahasiswa mengikuti Bedah Jurnal Seloko
Dewan Kesenian Jambi (DK-Jambi).
Kegiatan bertajuk
Seloko Journal Goes to Campus ini baru pertama kali diselenggarakan, menyusul
diterbitkannya edisi pertama Jurnal seloko, Januari 2012. M. Husnul Abid,
Pemimpin Redaksi Jurnal Seloko, menjelaskan Bedah Jurnal di berbagai kampus di
Jambi bertujuan mendialogkan artikel-artikel yang ada di Jurnal dan merangkul
semua pihak, terutama akademisi di setiap perguruan tinggi di Jambi untuk
melakukan hal sama, yakni membangkitkan studi tentang Jambi.
Baginya, bukan tanpa
alasan kegiatan ini dilakukan, karena diketahui bersama penelitian tentang
Jambi terhitung seditikit, untuk itu, minimnya penelitian tentang kebudayaan
Jambi harus dijawab oleh orang Jambi sendiri. “Jadi melalui kerjasama dengan
UNJA ini, kita optimis bisa membangkitkan semangat tersebut,” ujarnya.
Warni, dosen FKIP UNJA
sekaligus peneliti, menilai jurnal ini sangat dibutuhkan untuk mempublikasi
karya-karya penelitian tentang Jambi. Menurutnya, anggapan bahwa orang Jambi
tidak mencintai seni budaya sendiri terjawab di Jurnal ini. “Tentu kehadiran
Seloko harus didukung oleh semua perguruan tinggi di Jambi, sehingga akan lahir
karya-karya tentang Jambi”, tegasnya di akhir acara.
Bedah Jurnal pertama
ini fokus pada dua artikel yang terdapat di Seloko, yakni Komunitas Serampas,
di antara Batang Langkup dan Batang Nyabu tulisan Bambang Hariadi, lulusan
Universitas of Hawai Amarerika Serikat serta Batik Jambi; Sejarah, Identitas
dan Kelenturan Budaya Jambi oleh Ratna Dewi, mahasiswi Pascasarjana IAIN STS
Jambi. Di samping itu, juga membahas Dinamika Penelitian Ilmiah tentang
Kebudayaan dan Kearifan Lokal Jambi yang disampaikan oleh DR. Maizar Karim,
M.Hum, akademisi dan budayawan Jambi. (sumber: Tembilang, DK-Jambi, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar