Reksanews.com. Tak terasa, Pertemuan Penyair Nusantara sudah berlangsung untuk ke
enam kalinya. Kali ini, yang menjadi giliran tuan rumah adalah Jambi.
Dan dari 3.000 lebih puisi yang masuk, yang dikirim 213 penuair, Dewan
Kurator telah menseleksi 300 di antaranya.
Pemilihan 300 puisi yang lolos seleksi PPN VI itu, menurut press release
yang dikirimkan panitia, Selasa, 23 Oktober 2012, secara umum
menghasilkan keberagaman. Baik tema dan gaya estetik, domisili dan usia
penyair, juga entitas yang disebut sebagai Nusantara.
“Tiga ratus puisi terpilih itu adalah yang terbaik dari 213 penyair yang mengirim puisinya kepada panitia dalam helat akbar para penyair tersebut dan berdasar atas pilihan obyektif Dewan Kurator Pertemuan Penyair Nusantara VI (PPN VI),” ujar Ramayani, Direktur PPN VI Jambi. “Jadi berdasarkan seleksi Dewan Kurator atas 300 puisi dan 213 penyair itu dijumpai keberagaman dalam banyak hal, Dan ini sangat menggembirakan sekali,” tandas Ramayani dalam rilisnya itu.
penyair, juga entitas yang disebut sebagai Nusantara.
“Tiga ratus puisi terpilih itu adalah yang terbaik dari 213 penyair yang mengirim puisinya kepada panitia dalam helat akbar para penyair tersebut dan berdasar atas pilihan obyektif Dewan Kurator Pertemuan Penyair Nusantara VI (PPN VI),” ujar Ramayani, Direktur PPN VI Jambi. “Jadi berdasarkan seleksi Dewan Kurator atas 300 puisi dan 213 penyair itu dijumpai keberagaman dalam banyak hal, Dan ini sangat menggembirakan sekali,” tandas Ramayani dalam rilisnya itu.
Mulai membuka pendaftaran sejak Juli lalu, batas akhir pengumpulan
puisi itu jatuh pada 5 September 2012. Kemudian, ke-3000 puisi yang
masuk ke panitia itu diteruskan kepada Dewan Kurator – yang terdiri dari
Acep Zamzam Noor (Jawa Barat), Dimas Arika Muhardja (Jambi), dan Gus tf
Sakai (Sumatera Barat) – untuk dipilih menjadi tiga ratus puisi. Ini
tentu tidak mudah menilai puisi dengan tema, gaya estetik dan warna
lokal yang beragam itu. “Dewan Kurator dituntut obyektif sekaligus
memiliki ketelitian yang tinggi dalam mengkuratori ribuan puisi
tersebut,” kata Ramayani.
Di antara 213 penyair lolos kurasi, tampak beberapa penyair yang
telah lama malang-melintang di jagad kesusastraan, baik nasional maupun
internasional. Mereka di antaranya adalah Afrizal Malna, Nirwan Dewanto,
Dorothea Rosa Herliany, Iman Budhi Santosa, Mardi Luhung, Ahmadun Yosi
Herfanda, Ahda Imran, Iyut Fitra, Izbedy Stiawan ZS, Soni Farid Maulana,
dan penyair muda berbakat lainnya di berbagi penjuru Tanah Air.
Selain memilih 213 penyair yang berhak mengikuti forum ini, Dewan
Kesenian Jambi juga menghadirkan pemakalah utama sekaligus pemakalah
pendamping yang terdiri dari sejumlah Negara peserta untuk seminar
internasional. “Mereka berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia,
Brunei, Thailand, dan Philipina,” ujar Ramayani.
Penentuan materi dan pemateri pada sesi tersebut telah melalui
diskusi cukup panjang dan alot oleh Dewan Kurator makalah, yang terdiri
dari Prof. Dr. Faruk (Yogyakarta), Dr. Maizar Karim (Jambi), dan Ahmadun
Yosi Herfanda,M.Si (Jakarta) bersama Dewan Kesenian Jambi.
Ahmadun Yosi Herfanda, Kurator Makalah mengatakan, semoga seminar ini
menghasilkan pemikiran bernas bagi pengembangan perpuisian Nusantara,
tidak terkecuali bagi Jambi sebagai tuan rumah.
Guna mencapai target tersebut Dewan Kesenian Jambi berusaha secara
maksimal untuk mempersiapkan agenda yang berlansung pada tanggal 28-31
Desember 2012 ini, dan berharap kepada para Dosen, Guru, Mahasiswa dan
siswa di Jambi dapat mengikuti sesi seminar internasional nanti. “Karena
di sinilah pemikiran-pemikiran cemerlang tentang kesusastraan di
berbagai negara Asia Tenggara dapat dicerna sekaligus memperkaya
pengetahuan sastra kita semua,” kata Ramayani.
Digagas oleh sejumlah penyair dan aktivis sastra, Pertemuan Penyair
Nusantara (PPN) ini bermula di Medan pada 2007 dengan nama Pesta Penyair
Nusantara. Diniatkan sebagai usaha untuk menghimpun penyair di kawasan
Asia Tenggara khususnya, dan dari seluruh dunia umumnya, kegiatan ini
berlanjut dengan Pesta Penyair Nusantara Kedua (PPN2) (The 2nd Kediri
Poetry Gathering) pada 29 Jun – 3 Julai 2008 di Kota Kediri, Jawa Timur.
Kemudian, tahun berikutnya, giliran Kuala Lumpur, Malaysia, yang
menjadi tuan rumah kegiatan sastra ini.
Selain berpindah-pindah tempat penyelenggaraannya, PPN juga kerap
diwarnai dengan peluncuran buku antologi puisi yang lolos seleksi. Dalam
PPN V di Palembang, tahun lalu, misalnya, lahir Akulah Musi, antologi puisi yang lolos seleksi pesta sastra tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar