SENGKANG, FAJAR -- Guru SMP Muhammadiyah Belawa, Dalasari Pera, S.Pd., M.Pd,
terpilih mewakili Sulsel dalam Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) VI di Jambi.
Ajang bergengsi untuk penyair ini dijadwalkan berlangsung pada 28-31 Desember
2012. PPN merupakan ajang yang mendapat sambutan luar biasa
dari para penyair Indonesia yang ada di pelbagai penjuru Tanah Air. Perhatian
yang sama datang pula dari penyair negara sahabat, seperti Singapura,
Malaysia, Brunei, Thailand, dan Hongkong. Demikian juga disampaikan beberapa
peneliti sastra dari Korea Selatan, sehingga berencana hadir dalam perhelatan
akbar ini.
Itu sebabnya, Dalasari Pera sangat bersyukur ketika
puisinya terpilih ke even itu. Betapa tidak, hampir tiga ribu puisi yang masuk
ke panitia dan diteruskan kepada Dewan Kurator untuk dipilih menjadi tiga ratus
puisi. Tentu tidak mudah menilai puisi dengan tema, gaya, estetik, dan warna
lokal yang beragam itu. Masing-masing Dewan Kurator yang terdiri atas Acep Zamzam Noor, Dimas Arika Mihardja, dan Gus tf, dituntut objektif sekaligus memiliki ketelitian yang tinggi. Secara umum, proses kuratorial menghasilkan keberagaman tema dan gaya estetik, keberagaman domisili penyair, keberagaman usia penyair, dan keberagaman entitas yang disebut sebagai Nusantara.
Puisi-puisi Dalasari Pera pun termasuk dalam kategori tersebut. Oleh karena itu, ia diundang untuk mengikuti Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi.
"Saya memang diundang, tapi belum tentu dapat mengikuti Pertemuan Penyair Nusantara VI itu di Jambi. Selain faktor izin dari pimpinan, juga masalah biaya. Soalnya, peserta tetap menanggung biaya transport pergi-pulang," kata Dalasari Pera, Kamis, 1 November.
Sebagai pertanggungjawaban Dewan Kurator, hasil keputusan seleksi ini sacara tajam dan komprehensif akan ditulis dalam Antologi Puisi PPN-VI Jambi 2012. Ini berarti, putri Wajo yang juga guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP Muhammadiyah Belawa itu akan menghiasi antologi tersebut. Dari Sulsel, ia berdua dengan Aswar (Enrekang).
Dalasari Pera adalah penyair yang produktif menulis di Harian FAJAR dan beberapa media nasional. Termasuk dalam beberapa buku kumpulan puisi. Selain puisi, ia juga menulis cerpen dan artikel budaya lainnya. Karya-karya sastranya berkarakter. Ia memiliki kekhasan tersendiri. Terutama diksi-diksi yang filosofis-simbolik.
Kini, Dalasari Pera bergiat di kelompok sastra bernama Komunitas Lego-lego. Dalasari Pera adalah salah satu aset daerah Wajo yang kini berkiprah nasional. Terutama dalam hal kebudayaan.
Bersama komunitasnya, Dalasari Pera mengabdikan sebagian waktunya untuk mengunjungi beberapa sekolah di Sulsel. Mereka memberikan pelatihan penulisan sastra kepada siswa. Kegiatan itu diarahkan untuk memperkuat karakter siswa melalui sentuhan-sentuhan sastra. (lin/bas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar