Penyelenggaraan
PPN VI Jambi bertujuan:
- Menggagas, memformulasikan, dan menetapkan ciri perpuisian Melayu Nusantara mutakhir
- Membahas dan mendiskusikan secara mendalam mengenai perpuisian Melayu Nusantara sebagai sebuah upaya konstruktif bagi peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara
- Pengembangan studi puisi melalui berbagai pendekatan yang memungkinkan terungkapnya kekayaan puisi khazanah puisi berkenaan ruh puisi Melayu Nusantara
- Menggali khazanah makna dan nilai yang terkandung di balik perpuisian Melayu Nusatara mutakhir guna penguatan karakter dan jatidiri bangsa
- Membangun jejaring penyair, pemerhati, dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara
- Menggagas, memformulasikan, dan menetapkan ciri perpuisian Melayu Nusantara mutakhir.
Dari sejumlah
sesi seminar internasional PPN VI Jambi, muncul pemikiran mengenai pentingnya
rumusan (a) konsep Nusantara, (b) Konsep puisi Nusantara, dan (c) estetika
perpuisian Nusantara. Konsep Nusantara meliputi wilayah teritorial,negara, dan
budaya. Berdasarkan konsep ini, yang dimaksud perpuisian Nusantara adalah puisi
yang lahir, tumbuh, dan berkembangan di wilayah Nusantara. Estetika perpuisian
Nusantara tidak dapatkan terlepas dari model estetik seni yang bertolak dari
kehidupan sosio budaya masyarakat Nusantara. Dengan demikian tujuan butir PPN
VI Jambi dapat tercapai.
- Membahas dan mendiskusikan secara mendalam mengenai perpuisian Melayu Nusantara sebagai sebuah upaya konstruktif bagi peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara
Pembahasan dan
diskusi mengenai peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara dibicarakan dalam
lima sesi seminar (kekuatan estetik, lokalitas, nilai kearifan, jejak dan akar
puisi Melayu Nusantara). Kekuatan estetik puisi Nusantara bertumpu pada religiusitas,
harmonisasi antara aspek hubungan vertikal-horisontal, dan keterbukaan terhadap
masuknya berbagai pengaruh lokal dan global. Perpuisian lokal yang dimaksud
adalah wilayah puisi yang berada dalam lokalitas kultur etnik antara lain,
Jambi, Jawa, Sunda, dan Bugis.
Keberadaan puisi
ini adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari perpuisian Nusantara.
Penggalian nilai-nilai kearifan puisi Nusantara bersumber pada filosofi yang menjadi dasar estetik penyair. Jejak puisi
Melayu Nusantara mutakhir merupakan matarantai
yang berkesinambungan dari tradisi lisan ke perpuisian Nusantara modern.
Masalah historis dalam perpuisian Nusantara merupakan bagian penting dari
pemahaman yang lebih lengkap tentang perkembangan estetik puisi Nusantara.
Dengan demikian, pembicaraan mengenai peningkatan mutu perpuisian Melayu
Nusantara dapat merumuskan berbagai pemikiran yang berkembang lima sesi
seminar.
- Pengembangan studi puisi melalui berbagai pendekatan yang memungkinkan terungkapnya kekayaan puisi khazanah puisi berkenaan ruh puisi Melayu Nusantara:
- Menggali khazanah makna dan nilai yang terkandung di balik perpuisian Melayu Nusatara mutakhir guna penguatan karakter dan jatidiri bangsa
Pembahasan dan
diskusi mengenai penggalian makna dan nilai dalam perpuisian Nusantara mutakhir
memperlihatkan bahwa masalah kekuatan estetik, lokalitas, nilai kearifan, jejak
dan akar puisi Melayu Nusantara dapat dijadikan sebagai spirit untuk membangun karakter
dan jatidiri bangsa.
- Membangun jejaring penyair, pemerhati, dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara
Mengingat
problem perpuisian Nusantara menyangkut karya, media, penerbitan, kritik, dan
aspek lain yang dapat memengaruhi perkembangan perpuisian Nusantara, maka
gagasan-gagasan mengenai hal tersebut dalam sesi seminar mendapat perhatian
serius. Diperlukan semacam usaha membangun jejaring antara penyair, pemerhati,
dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara, dengan tujuan sebagai media informasi
yang memungkinkan mereka dapat berkomunikasi dan berdiskusi secara lebih leluasa
dalam jejaring sosial dan media lainnya.
Sumber: Kurator PPN VI Jambi
Dewan Kesenian Jambi
30 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar