Kamis, 03 Januari 2013

Refleksi Pertemuan Penyair Nusantara VI Jambi

Penyelenggaraan PPN VI Jambi bertujuan:
  1. Menggagas, memformulasikan, dan menetapkan ciri perpuisian Melayu Nusantara mutakhir
  2. Membahas dan mendiskusikan secara mendalam mengenai perpuisian Melayu Nusantara sebagai sebuah upaya konstruktif bagi peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara
  3. Pengembangan studi puisi melalui berbagai pendekatan yang memungkinkan terungkapnya kekayaan puisi khazanah puisi berkenaan ruh puisi Melayu Nusantara
  4. Menggali khazanah makna dan nilai yang terkandung di balik perpuisian Melayu Nusatara mutakhir guna penguatan karakter dan jatidiri bangsa
  5. Membangun jejaring penyair, pemerhati, dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara
Berdasarkan tujuan di atas, capaian PPN VI Jambi dapat disimpulkan, sebagai berikut:
  • Menggagas, memformulasikan, dan menetapkan ciri perpuisian Melayu Nusantara mutakhir.
Dari sejumlah sesi seminar internasional PPN VI Jambi, muncul pemikiran mengenai pentingnya rumusan (a) konsep Nusantara, (b) Konsep puisi Nusantara, dan (c) estetika perpuisian Nusantara. Konsep Nusantara meliputi wilayah teritorial,negara, dan budaya. Berdasarkan konsep ini, yang dimaksud perpuisian Nusantara adalah puisi yang lahir, tumbuh, dan berkembangan di wilayah Nusantara. Estetika perpuisian Nusantara tidak dapatkan terlepas dari model estetik seni yang bertolak dari kehidupan sosio budaya masyarakat Nusantara. Dengan demikian tujuan butir PPN VI Jambi dapat tercapai.
  • Membahas dan mendiskusikan secara mendalam mengenai perpuisian Melayu Nusantara sebagai sebuah upaya konstruktif bagi peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara
Pembahasan dan diskusi mengenai peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara dibicarakan dalam lima sesi seminar (kekuatan estetik, lokalitas, nilai kearifan, jejak dan akar puisi Melayu Nusantara). Kekuatan estetik puisi Nusantara bertumpu pada religiusitas, harmonisasi antara aspek hubungan vertikal-horisontal, dan keterbukaan terhadap masuknya berbagai pengaruh lokal dan global. Perpuisian lokal yang dimaksud adalah wilayah puisi yang berada dalam lokalitas kultur etnik antara lain, Jambi, Jawa, Sunda, dan Bugis.
Keberadaan puisi ini adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari perpuisian Nusantara. Penggalian nilai-nilai kearifan puisi Nusantara bersumber pada filosofi yang  menjadi dasar estetik penyair. Jejak puisi Melayu Nusantara mutakhir merupakan matarantai  yang berkesinambungan dari tradisi lisan ke perpuisian Nusantara modern. Masalah historis dalam perpuisian Nusantara merupakan bagian penting dari pemahaman yang lebih lengkap tentang perkembangan estetik puisi Nusantara. Dengan demikian, pembicaraan mengenai peningkatan mutu perpuisian Melayu Nusantara dapat merumuskan berbagai pemikiran yang berkembang lima sesi seminar.
  • Pengembangan studi puisi melalui berbagai pendekatan yang memungkinkan terungkapnya kekayaan puisi khazanah puisi berkenaan ruh puisi Melayu Nusantara:
Pembahasan dan diskusi mengenai studi puisi untuk mengungkapkan kekayaan makna, nilai, dan ruh khazanah puisi Nusantara melalui pendekatan sosio-budaya, spritualitas, dan intertekstualitas. Dalam sesi seminar masalah tersebut mendapat sorotan untuk menghindari kajian puisi yang selama ini banyak terjadi dalam kajian puisi Nusantara.
  • Menggali khazanah makna dan nilai yang terkandung di balik perpuisian Melayu Nusatara mutakhir guna penguatan karakter dan jatidiri bangsa
Pembahasan dan diskusi mengenai penggalian makna dan nilai dalam perpuisian Nusantara mutakhir memperlihatkan bahwa masalah kekuatan estetik, lokalitas, nilai kearifan, jejak dan akar puisi Melayu Nusantara dapat dijadikan sebagai spirit untuk membangun karakter dan jatidiri bangsa.
  • Membangun jejaring penyair, pemerhati, dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara
Mengingat problem perpuisian Nusantara menyangkut karya, media, penerbitan, kritik, dan aspek lain yang dapat memengaruhi perkembangan perpuisian Nusantara, maka gagasan-gagasan mengenai hal tersebut dalam sesi seminar mendapat perhatian serius. Diperlukan semacam usaha membangun jejaring antara penyair, pemerhati, dan pengkaji perpuisian Melayu Nusantara, dengan tujuan sebagai media informasi yang memungkinkan mereka dapat berkomunikasi dan berdiskusi secara lebih leluasa dalam jejaring sosial dan media lainnya.

Sumber: Kurator PPN VI Jambi
Dewan Kesenian Jambi
30 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar