Kamis, 03 Januari 2013

Proyeksi Pertemuan Penyair Nusantara di Masa Depan


Catatan Kurator:
Bila kita mencermati kembali apa yang sudah dilakukan oleh serangkaian pertemuan penyair yang sudah kita lakukan, termasuk yang di Jambi ini, sebagaimana yang sudah dikemukan oleh Mas Ahmadun selaku salah satu kurator dan sekaligus salah satu pendiri dan peserta yang setia dari serangkaian pertemuan itu, dan seperti yang juga dikemukakan oleh Mas Darwis selaku wakil penyelenggara pertemuan kali ini, apa yang sudah kita lakukan selama ini pada dasarnya adalah: (1) sebuah penggalangan dan penguatan ikatan solidaritas atau rasa persaudaraan antarpenyair senusantara, (2) sebuah penegasan kembali mengenai keberadaan diri kita sebagai penyair dan, dengan demikian, juga mengenai eksistensi puisi itu sendiri di masa kini maupun di masa yang akan datang, dan (3) usaha bersama untuk memetakan kembali segala kekayaan puisi, sastra, dan budaya yang sudah kita miliki.
Ketiga kegiatan itu tentu saja tidak kita lakukan begitu saja, sekedar pengisi waktu luang atau yang semata-mata bersifat kebetulan. Sadar ataupun tidak sadar, pilihan kita pada ketiga kegiatan tersebut didorong oleh tidak lain daripada usaha kita untuk menetapkan dan memantabkan tekad dan langkah kita, selaku penyair, dalam menghadapi dan menjawab tantangan zaman yang antara lain berupa proses globalisasi di segala bidang segala implikasinya terhadap eksistensi diri kita sebagai penyair, eksistensi puisi, dan juga terhadap peran dan fungsi kita, dan puisi dalam pemantaban dan pengembangan tata kehidupan sosial dan budaya kita secara keseluruhan. Dan, sekali lagi, seperti yang dikemukakan oleh kedua teman di atas, semua kegiatan kita itu sama sekali tidak sia-sia. Pertama, ikatan kebersamaan kita, solidaritas atau rasa persaudaraan kita semakin kuat sehingga dengannya, kita, misalnya, akan dapat saling membantu dalam mengatasi berbagai kemungkinan tantangan di atas. Kedua, kita juga, dengan kesetiaan kita mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, semakin yakin bahwa kita sudah berada di jalan yang benar dan bahwa kita tidak sendirian dalam menempuh jalan tersebut. Ketiga, dalam batas tertentu, kita juga sudah berhasil membuat pemetaan secara kasar, baik mengenai bentuk maupun isi atau nilai-nilai yang terkandung di dalam khazanah kesusastraan dan kebudayaan tradisional kita, bahkan jejak-jejaknya dalam berbagai karya puisi kita sekarang ini.
Bila kita ingin menghitung langkah-langkah berikutnya yang akan kita ambil, tampaknya dua kegiatan yang pertama tetap harus dilaksanakan, sedangkan kegiatan yang terakhir harus sudah mulai kita minimalisasi untuk membuka jalan bagi satu kegiatan baru yang dapat membawa kita kepada pelaksanaan yang lebih konkret dan efektif terhadap motivasi dasar kita di atas, yaitu mengambil keputusan dan tindakan strategis dalam upaya kita menghadapi dan menyiasati tantangan global di atas. Alasan utama dari pilihan yang terakhir di atas adalah agar kita terhindari dari pencarian dan pemetaan yang tak berujung mengingat begitu besar dan luasnya, begitu bervariasi dan kompleksnya cadangan kekayaan sastra dan budaya tradisi kita itu. 
Jalan untuk mencapai kebenaran akademik, memperoleh hasil penelitian yang benar-benar meyakinkan secara akademik, seperti yang antara lain dikatakan oleh Mas Suminto, masih sangat panjang. Karena itu, pada titik ini sudah saatnya kita menganggap bahwa, untuk sementara, dan secara kasar, pemetaan itu sudah selesai dan sudah cukup bagi kita. Sebagai penyair, kita pada dasarnya tidak harus menunggu hasil yang sangat meyakinkan secara akademik untuk melakukan tindakan kreatif. Pemetaan secara kasar itu sudah cukup menjadi pintu masuk bagi kita untuk melakukan pendalaman sendiri, melakukan pertemuan dan dialog secara personal dengan tradisi, masa lalu itu, untuk kemudian membuat keputusan estetik yang dapat dijadikan dasar bagi penciptaan karya-karya puisi yang konkret, yang kita pandang dapat memberi jawaban terhadap tantangan global di atas.
Dengan dasar pemikiran yang demikian, dalam kesempatan ini kami mengusulkan agar pertemuan penyair yang akan datang menjadi sebuah pertemuan yang benar-benar berpusat pada penyair dan dilakukan dalam rangka pembuatan keputusan dan tindakan penciptaan yang konkret. Pertemuan itu, di samping tetap akan menjadi sebuah sarana bagi kita untuk terus-menerus memperkuat solidaritas, menegaskan eksistensi, juga dan terutama menjadi ajang bagi penyair untuk menawarkan, mendialogkan, menciptakan rasa saling pengertian dan saling menghargai antarpenyair, dan menjadi, tentu saja, ajang untuk saling belajar dan memperoleh inspirasi bagi kelanjutan masing-masing penyair dan kepenyairannya. Untuk merealisasikan tujuan itu, kami mengusulkan agar pertemuan itu dilaksanakan dengan cara-cara berikut.
  1. Pengiriman puisi-puisi unggulan
  2. Pengiriman kredo atau pertanggungjawaban estetik masing-masing penyair.
  3. Seleksi oleh Tim Kurator untuk menentukan penyair yang menjadi peserta.
  4. Seleksi oleh Tim Kurator untuk menentukan penyair yang akan merepresentasikan pertanggungjawaban estetik atau kredonya.
  5. Pengelompokan topik diskusi yang didasarkan pada usaha mempertemukan penyair yang berbeda atas dasar: (a) generasi, (b) gender, (c) teritori, dan (d) budaya
  6. Pembacaan puisi semua peserta.
  7. Penerbitan kumpulan puisi dan kredo puisi semua penyair
  8. Refleksi dan Proyeksi

Sumber: Kurator PPN VI Jambi 2012 
30 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar